Nikmat Tuhanmu yang manakah
yang hendak kau dustakan. Nampaknya kata ini layak disematkan ketika pertama
menapakkan kaki di desa Banuaju Barat kecamatan Batang-Batang, Sumenep.
Hamparan pohon siwalan terbentang sejauh mata memandang, diikuti dengan
rerumputan yang mulai meninggi, meminta untuk disiangi, dan sang surya mulai
meredup menuju peraduannya. Ini cara Tuhan untuk membuat kita senantiasa
bersyukur, atas kenyamanan, kemudahan yang kita dapatkan. Sekaligus
mengingatkan kita bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung hidupnya.
Hidup jauh dari hiruk pikuk deadline,klakson mobil yang dibunyikan
terus-menerus, dan keramaian. Disini, tempat kita berdiri sekarang, mencoba
bertahan hidup sekaligus menyelami kondisi masyarakat yang jauh dari jamahan
banyak manusia. Desa yang masih jauh dari peradaban kota, dimana penduduknya
menggantungkan hidup pada hasil sumber daya alam di sekitar mereka. Dalam
kepala mereka tak pernah terlintas untuk demo ke pemeritah untuk meminta pesamaan
hak, untuk sama-sama ikut merasakan kemudahan hidup seperti di perkotaan.
Mereka mampu ikhlas atas apa yang sudah Tuhan berikan kepada tanahnya. Mereka
bangga hidup di tanah Indonesia, lahir di tanah ibu pertiwi, makan dari tanah
ibu pertiwi, dan kembali di tanah ibu pertiwi pula. Tak ada keluh dan kesah
yang tersirat dalam guratan wajah mereka, mereka hanya berusaha menjalankan apa
yang sudah diberikan oleh Tuhan lewat kelimpahan kekayaan alamnya. Pikirkan,
rasakan, dan renungkan. Mereka lebih hebat dari kita yang hanya sekedar
teoritis tanpa tindakan. Lewat kuliah
kerja nyata ini kita mampu belajar bahwa dunia ini adalah universitas
kehidupan. Kita tidak bisa hanya berpuas diri dengan ilmu pengetahuan dan
keahlian yang kita milki. Namun, sepanjang hayat hidup kita hendaknya kita
selalu belajar, salah satunya lewat kegiatan kuliah kerja nyata. Tidak penting
seberapa besar kontribusi kita kepada masyarakat, akan tetapi dari sedikit
banyak itu kita akan mampu merasakan kebermaknaan hidup. Bahwa, kita takkan
mampu menyelesaikan semua persoalan seorang diri, kita memerlukan orang lain,
untuk semakin memajukan tatanan peradaban Indonesia khususnya.
Komentar
Posting Komentar